MP OKU Timur — Ketua Bidang Pemberdayaan Umat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang OKU Timur periode 2024–2025, Hoirur Rozikin, menyampaikan pandangan kritis dan strategis terkait pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. Dalam pernyataan resminya yang dirilis Kamis (29/5/2025).
Hoirur menekankan bahwa koperasi tidak boleh hanya lahir dari Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) sebagai pemenuhan administratif, melainkan harus dirancang sebagai pilar ekonomi yang berdampak nyata dan jangka panjang bagi masyarakat desa.
“Koperasi bukan sekadar hasil rapat. Ia harus menjadi alat perjuangan ekonomi rakyat desa. Tanpa arah yang jelas dan pemahaman mendalam, koperasi hanya akan menjadi struktur mati yang tidak memberi manfaat apa pun,” tegas Hoirur.
Menurutnya, Koperasi Desa Merah Putih hanya akan berhasil jika dibentuk dengan landasan kajian yang matang, memahami kebutuhan lokal, potensi ekonomi desa, serta dirancang dengan strategi yang konkret dan berkelanjutan. Ia mengingatkan agar semua pihak yang terlibat tidak terjebak pada simbolisme dan euforia pembentukan, melainkan fokus pada substansi dan dampaknya bagi warga.
“Jika koperasi hanya dijadikan proyek program, maka keberadaannya tidak akan bertahan lama. Kita butuh koperasi yang punya nyawa—yang mampu berdiri sendiri, memberi nilai tambah bagi ekonomi desa, dan dikelola secara profesional,” lanjutnya.
Hoirur juga menyerukan perlunya pelibatan elemen masyarakat yang lebih luas dalam perumusan dan pelaksanaan koperasi, termasuk pemuda, tokoh masyarakat, akademisi, dan pelaku usaha lokal. Menurutnya, partisipasi kolektif akan menciptakan rasa memiliki sekaligus menjamin keberlangsungan koperasi dalam jangka panjang.
Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya penguatan sumber daya manusia melalui pelatihan, pendampingan manajerial, serta pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan koperasi.
“Koperasi yang kuat lahir dari SDM yang siap. Tanpa peningkatan kapasitas, koperasi hanya akan jadi beban baru. Maka, strategi jangka panjang harus meliputi edukasi, digitalisasi, dan tata kelola yang transparan,” ujarnya.
Pernyataan ini menjadi sorotan di kalangan penggerak desa dan pemuda di OKU Timur, karena menyoroti hal-hal mendasar yang sering kali terabaikan dalam proses pembentukan kelembagaan ekonomi desa. Banyak pihak menyambut positif sikap kritis Hoirur sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang tegas, konstruktif, dan berbasis visi pemberdayaan, Hoirur Rozikin menunjukkan komitmennya dalam mendorong pembangunan desa yang tidak hanya cepat, tetapi juga tepat dan berdampak luas.