Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kunjungi Lampung, Menteri Perdagangan RI Ungkap Penyebab Harga Pangan Meroket

Jumat, 08 Maret 2024 | Jumat, Maret 08, 2024 WIB Last Updated 2024-03-08T11:24:25Z
MP Lampung - Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan mengungkapkan penyebab naiknya harga bahan pangan, seperti beras, jagung, daging ayam, telur dan lain-lain. Menurutnya, harga pangan terus meroket akibat dampak kemarau yang terjadi sejak tahun 2023 lalu sampai di awal 2024. 

Zulkifli mengatakan untuk beras, seharusnya di Januari-Februari 2024 sudah ada panen raya. Namun karena kemarau, jadwal panen raya mundur di bulan April hingga Mei.

“Harga mahal karena adanya perubahan iklim yang disebut El Nino. Harusnya Januari sudah anen ini belum. Panennya jadi April Mei, karena harusnya mulai September sudah musim hujan tapi masih kemarau sampai Desember,” kata Zulkifli Hasan saat berkunjung ke PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), Tanjung Bintang Lampung Selatan, Jumat (8/3/2024).

Ia menjelaskan memang ada petani yang sawahnya mendapat pasokan air dari irigasi menanam padi di musim kemarau 2023 lalu. Namun jumlahnya tidak banyak sehingga hasil panenya juga terbatas.

“Ada yang menanam tapi luasannya kurang. Kalau tanam padi biasanya 2 juta hektare saat kemarau kemarin hanya ratusan ribu hektare, pasti produksinya juga berkurang,” jelasnya.

Hal itu juga terjadi pada komoditas jagung yang mengalami penurunan produksi saat kemarau sehingga harga jualnya juga naik. Hal ini berdampak pada sektor penternakan karena harga pakan juga naik, sehingga peternak ayam menaikkan harga jualnya di pasaran.

Zulkifli pun memastikan meski terjadi pergeseran jadwal tanam dan panen raya, pasokan pangan di Lampung dan nasional masih aman. Namun terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan.

“Harga beras dan jagung lokal naik terus karena memang produksinya kurang karena belum panen raya. Jadi itu sebabnya,” ujar Zulkifli yang juga Ketua PAN.

Namun Zulkifli menyebut saat ini sudah mulai terjadi penurunan harga pangan. Misalnya jagung dari Rp8 ribu turun jadi Rp5.300 per Kg.

Kemudian harga telur yang tadinya mencapai Rp32 ribu sudah turun jadi Rp30 ribu. Sementara beras yang sebelumnya tembus Rp18 ribu per Kg sudah mulai turun meski tidak signifikan.

“Beras lokal sudah mulai turun tapi baru ratusan Rupiah karena sudah mulai panen tapi belum panen raya. Jadi jelas ya wartawan karena ini selalu ditanyakan ke saya,” pungkasnya. (*)
×
Berita Terbaru Update