Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kantor Staf Presiden Sebut Harga Beras Akan Sulit Turun Meski Harga Gabah Menurun

Rabu, 27 Maret 2024 | Rabu, Maret 27, 2024 WIB Last Updated 2024-03-27T04:19:48Z

 


MP Jakarta - Kantor Staf Presiden mewaspadai harga beras sulit turun karena biaya tenaga kerja yang naik. Deputi III Bidang Perekonomian Edy Priyono mengatakan biaya tenaga kerja merupakan komponen biaya tertinggi dalam produksi beras. Karenanya, harga beras diprediksi sulit turun meski saat ini harga gabah sudah mulai turun ke Rp7.000-Rp7.400 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp8.300 per kg.


"Biasanya kalau biaya kerja naik, ini (harga) susah turun sehingga kita harus waspadai sejak sekarang apakah nanti harga beras bisa turun seperti sebelumnya atau tidak seperti sebelumnya," katanya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah.


Karena itu, Edy mengimbau agar Badan Pangan Nasional mengantisipasi jika harga beras tidak turun sesuai harga eceran tertinggi.


Edy mengatakan kenaikan harga beras juga terjadi karena adanya persaingan antara penggilingan kecil dengan besar. Perusahaan penggilingan besar seperti PT Wilmar, katanya, berani menawar dengan harga lebih tinggi, sehingga petani cenderung menjual ke mereka.


"Meskipun tetap ada yang menjual kepada penggilingan kecil," katanya.


Namun penggilingan kecil dan menengah terpaksa menaikkan harga beli agar bisa menyerap gabah dari petani. Kenaikan harga gabah ini yang kemudian memicu kenaikan harga beras.


Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan harga gabah kering panen memang sudah melandai seiring adanya panen raya pada Maret-April. Namun harga beras medium dan premium masih stabil tinggi.


"Dalam hal ini, kementerian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah perlu bersinergi untuk melakukan penyerapan gabah petani dengan harga wajar agar harga (beras) ke depan cepat turun," katanya. (Agy Umbara)

×
Berita Terbaru Update