Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Angka Stunting Turun, Pemkot Fokuskan Kepada Anak-anak dan Kelahiran Usia Muda

Senin, 06 Februari 2023 | Senin, Februari 06, 2023 WIB Last Updated 2023-02-06T08:55:33Z
Foto. Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana dampingi Kepala BKKBN RI, Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) saat melakukan penyuntikan KB di Kecamatan Panjang (Sumber.NR)

MP Bandar Lampung - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung fokuskan penurunan angka stunting kepada anak-anak dan ibu hamil dalam usia muda. Pasalnya angka Stunting di Bandar Lampung yang semula 19 persen kini turun menjadi 11 persen.

"Kita fokuskan anak-anak dan juga kelahiran muda, kita juga memberikan penyuluhan kepada remaja. Apalagi kita sudah punya pelatihan, mungkin bukan hanya perwakilan saja tapi juga minta bantu kepada perguruan tinggi untuk mengajak remaja mencegah perkawinan dini," ujar Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana saat dimintai keterangan, Senin (6/2/2023).

"Untuk stunting kita datang kerumah, kita lihat anaknya, kita kasih makanan bergizi dan kita lihat ibunya kita kasih vitamin semuanya gratis," sambungnya.

Eva menerangkan, pihaknya juga telah menyiapkan anggaran sekian miliyar untuk membantu program Keluarga Berencana (KB).

"Kedepan kita ingin membeli salah satu mobil KB bukan hanya untuk pelayanan KB tapi juga penyuluhan kesehatan bagi masyarakat kota Bandar Lampung, Bus kan sudah ad, nanti kita beli 2 lagi dana DAK bisa dialihkan untuk beli mobil pelayanan masyrakat jadi yang pelosok kota Bandar Lampung bisa kita datangi terutama yang tidak mampu," terangnya.

Tambahnya, Ia juga mengatakan saat ini Bandar Lampung sudah mempunyai kader sex dan akan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi Lampung dan BKKBN Pusat.

Kemudian, Kepala BKKBN RI Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) mengatakan bahwa Bandar Lampung bisa menjadi contoh, sebab angka stuntingnya mengalami penurunan secara drastis.

"Dari 19 persen menjadi 11 persen ini luar biasa bisa menjadi contoh, saya kira Bandar Lampung bisa kita contoh bersama pertama KB nya juga bagus, saya cek lebih dari 57 persen masyarakat nya ber-KB dan jarak anaknya juga bagus, kedua makanan disini ikan telur tercukupi hasil-hasil pertanian cukup, jadi kesadaran masyarakat juga bagus, jadi saya kira itu menjadi praktek terbaik," ujarnya.

Ia menerangkan, untuk makanan pengganti itu sebenarnya tidak perlu mewah yang terpenting berprotein tinggi.

"Sebetulnya makanan itu protein hewani yang kita makan itu kan protein hewan, protein hewan yg paling sederhana murah itu adalah telur kemudian ikan, dan ikan pesan saya jangan mahal-mahal ikan lele cukup, ikan kembung cukup gak usah ikan tuna, ikan salmon gak usah itu terlalu mahal itu menghabiskan uang, ikan telur dan sayur-sayur tentu penting," tandasnya. (NR)
×
Berita Terbaru Update