Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Fomepizole Digunakan Sebagai Obat Gagal Ginjal Akut, Lampung Belum Meminta Ke Pusat

Rabu, 02 November 2022 | Rabu, November 02, 2022 WIB Last Updated 2022-11-02T10:06:38Z

MP Bandar Lampung - Provinsi Lampung saat ini belum mendapatkan obat gagal ginjal akut pada anak yang di umumkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan telah mendistribusikan 146 vial obat penawar Fomepizole ke 17 rumah sakit (RS) yang menangani pasien Gangguan Gagal Ginjal Akut pada anak terhitung mulai pada 1 November 2022.

Saat ini Provinsi Lampung belum mendapatkan obat tersebut. Hal itu dikarenakan pemberian obat Fomepizole disalurkan berdasarkan jumlah pasien yang membutuhkan di setiap daerah, sedangkan untuk provinsi lampung sendiri hingga saat ini belum terdapat pasien yang mengalami kasus gagal ginjal akut setelah 3 kasus pasien yang dinyatakan sudah meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana mengatakan, obat Fomepizole itu akan diberikan ketika terdapat hasil dari rumah sakit yang merawat pasien gagal ginjal akut dan mengirimkan surat ke Kementerian Kesehatan melalui Ditjen Farmalkes.

"Nah jadi nanti kalau udah ada itu (Pasien gagal ginjal akut) baru dikirim obatnya dari Kementerian. Jadi tidak ada sistem distribusi di provinsi atau rumah sakit. Sistemnya begitu, kalau ada pasien kita meminta. Ada surat edaran dari Ditjen Kemenkes seperti itu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung yang akrab disapa Bunda Reihana saat dikonfirmasi, Rabu (2/11/2022).

Bunda Reihana menerangkan, untuk saat ini provinsi lampung belum melakukan permintaan obat Fomepizole. Sebab belum ada pasien yang membutuhkan obat tersebut.

"Kalau pasiennya saat ini belum ada, ya tidak di minta. Karena kita minta itupun harus sesuai ada nama nya siapa pasiennya dan dokter yang merawat. Harus lengkap, jadi kalau gak ada kita gak bisa minta," jelasnya.

Ia menjelaskan, setelah 3 pasien yang dinyatakan meninggal dunia, hingga saat ini belum ada pasien baru pada kasus gagal ginjal akut.

"Belum ada. Mudah-mudahan gak ada ya rumah sakit yang melaporkan," ujarnya.

Dirinya juga memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak panik jika menemui gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut pada anak-anak.

"Dari awal kami (Dinkes) sudah menghimbau masyarakat dengan situasi adanya kasus gagal ginjal akut pada anak ini untuk tidak usah panik. Yang penting anak kita di pantau kesehatannya, terutama bila ada anak itu kualitas jumlah air kecilnya berkurang atau bahkan tidak ada harus segera di antar ke pusat pelayanan kesehatan," jelasnya. 

Orang tua harus memantau jumlah volume urine pada anak, lanjutnya karena gejalanya biasa dimulai dengan batuk, panas, dan tiba-tiba dalam perjalanannya ada gejala di lambung seperti mual dan lain-lain serta air seni nya berkurang. 

"Nah itu pas berkurang itu kita harus juga jangan lengah segera menemui dokter untuk diberikan tindakan lebih lanjut," paparnya.

Terkait pemesanan obat untuk gagal ginjal akut, iya mengatakan bahwa obat tersebut akan segera dikirim saat sudah mengirimkan surat kepada Kemenkes.

"Itu kita gak bisa menentukan waktu, ketika kita menemukan kasus yang disampaikan di rumah sakit langsung kita bersurat ke kemenkes mungkin segera. Karena kami belum pernah melakukan itu dan untuk saat ini juga pasien kami memang sudah tidak ada," tandasnya.

Tambahnya, "Obat akan di kirim dengan waktu yang cepat ketika ada permintaan, jadi sistemnya bukan distribusi tapi sistem permintaan dari rumah sakit rujukan yang merawat anak gagal ginjal akut," sambungnya. (NR)
×
Berita Terbaru Update