Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Buya Syafii Dibalik Perjalanan Politik Jokowi

Jumat, 27 Mei 2022 | Jumat, Mei 27, 2022 WIB Last Updated 2022-05-27T07:53:31Z

 


MP Yogyakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka mendalam atas berpulangnya Mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau yang lebih dikenal dengan panggilan Buya Syafii Maarif. Jokowi menyebut telah berpulang seorang Guru Bangsa.


“Dua bulan lalu, saya sempat menjenguk Buya Syafii di Sleman, saat beliau baru keluar dari rumah sakit seusai perawatan selama beberapa hari. Saat itu, beliau sudah sehat dan terlihat bugar. Itulah pertemuan terakhir saya dengan Buya Syafii,” ucap Jokowi melalui akun Twitter-nya, Jumat (27/5/2022).


“Selamat jalan Sang Guru Bangsa,” tambahnya.


Jauh sebelum momen duka saat ini, Buya Syafii Maarif termasuk tokoh bangsa yang membela berbagai Gerakan politik yang menyerang Jokowi.


Dalam banyak kesempatan, Buya Syafii Maarif lah yang, membela posisi Jokowi yang sering dibenturkan dengan Islam.


Dikutip dari berbagai sumber, Buya Syafii pernah mengeluarkan pernyataan keras tentang narasi yang menyebut Jokowi pemimpin yang jauh dan meninggalkan Islam.


Pada peringatan milad satu abad Muallimin-Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta pada akhir 2018 silam, Buya Syafii Maarif menegaskan Jokowi tidak jauh dan menomorduakan Islam.


Dia menyebut Jokowi blusukan ke sana kemari bertemu tokoh-tokoh Islam salah satu bukti kepedulian kepada Islam. Dan di sela kesibukannya mamu hadir di acara Muhammadiyah.


“Hingga datang ke Muallimin kali ini dan nanti akan melakukan kunjungan ke Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa). Kalau ada yang berkata presiden kurang perhatian kepada Islam, hentikanlah,” ucap Buya Syafii Maarif waktu itu.


Bahkan setahun sebelumnya, Buya Syafii Maarif juga menilai Jokowi presiden yang pemberani. Mampu bersikap tegas kepada kelompok-kelompok yang dianggap bisa memecah-belah rasa persatuan.


Juni 2020, isu pemakzulan presiden di situasi pandemi sempat menjadi perbincangan. Buya Syafii merespons agenda diskusi yang dikelola oleh Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (Mahutama) dan Kolegium Jurist Institute (KJI).


Dia mengatakan, situasi pandemi harusnya seluruh masyarakat Bersatu menghadapi berbagai permasalahan.


Menurut dia, setiap anak bangsa harus bijak dalam menyampaikan opini ke depan publik dan jangan menjadikan demokrasi sebagai alibi untuk e=agenda yang tidak produktif.


“Amatlah tidak bijak jika ada sekelompok orang berbicara tentang pemakzulan presiden yang dikaitkan dengan kebebasan berpendapat dan prinsip konstitusionalitas. Kita khawatir cara-cara semacam ini akan menambah beban rakyat yang sedang menderita dan bisa juga menimbulkan gesekan dan polarisasi dalam masyarakat,” jelas Buya Syafii Maarif.


Dalam beberapa kesempatan, Jokowi juga sering mengundang atau mengunjungi langsung Buya Syafii Maarif untuk meminta masukan dalam menjalankan roda pemerintahan. 


Kedekatan keduanya seperti guru dan murid dalam keberlanjutan perjalanan bangsa dan negara.(*) 

×
Berita Terbaru Update