Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

FJPI Lampung - SP3T Gelar Peringatan Hari Anak Nasional 2023 di Pulau Tegal

Minggu, 23 Juli 2023 | Minggu, Juli 23, 2023 WIB Last Updated 2023-07-23T12:38:34Z
MP Bandar Lampung - Memperingati Hari Anak Nasional 2023, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Lampung bersama Sukarelawan Peduli Pendidikan Pulau Tegal (SP3T) Pesawaran Lampung mengadakan edukasi pencegahan kekerasan seksual pada anak dan orang tua di Pulau Tegal, Minggu (23/7/2023).

Ketua FJPI Lampung, Vina Oktaviani menjelaskan bahwa edukasi ini diberikan kepada ibu-ibu di Pulau Tegal oleh Psikolog dari HIMPSI Lampung, Fiqih Amalia sedangkan edukasi pencegahan kekerasan seksual untuk anak-anak dilakukan secara menarik lewat dongeng dan menyanyi bersama Pendongeng Lampung, Jarwo.

Diketahui, FJPI Lampung adalah sebuah lembaga non profit yang anggotanya merupakan jurnalis perempuan di Lampung. Acara ini pun didukung oleh beberapa pihak swasta di antaranya PT Bukit Asam, campaign.com, dan Yayasan Dunia Lebih Baik.

“Dalam momentum ini, kami ingin mengajak anak di Pulau Tegal untuk mendengarkan dongeng, mewarnai, dan bernyanyi bersama. Kami pun akan memberi informasi bahaya yang mengancam anak kita semua yakni kekerasan pada anak dan perempuan kepada ibu-ibu di Pulau Tegal,” katanya.

Sementara itu, Ketua SP3T Uniroh mengatakan kesempatan ini menjadi momen anak-anak serta mahasiswa yang saat ini sedang KKN di Pulau Tegal sebagai penerus bangsa untuk lebih peka melihat kondisi dan keadaan desa di sekitar kita.

“Ini sama dengan laboratorium sosial kita semua. Di tengah dunia digital dengan segala hiruk pikuk dan kemenarikan ada mereka yang musti kita layani secara manual, secara langsung kita terjun ke dalamnya,” ujarnya.

Uniroh pun menceritakan anak-anak di Pulau Tegal menerima pendidikan informal dari lembaga formal bernama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pesona Pulau Tegal. Lembaga ini sudah bersetara sekolah formal seperti SD, SMP, dan SMA.

“Dari awalnya hanya kerelawanan di rumah baca, kami pun berbenah ingin anak di sini diakui negara karena sebenarnya mereka ini berhak mengenyam pendidikan. Sehingga walau tidak ada sekolah formal tapi ada sekolah informal yang diakui negara,” jelasnya.

Ia pun berharap dengan kegiatan hari ini, anak-anak tak hanya bisa memperluas pengetahuan mereka tentang kekerasan seksual pada anak dan perempuan tapi juga memotivasi mereka untuk membangun pulau kecil mereka. (NR)
×
Berita Terbaru Update